BAB I
PENDAHULUAN
Al-Quran merupakan kitab suci yang
menjadi sumber inspirasi bagi umat islam. Tiap kalimat, kata, dan bahkan huruf
memiliki pengertian yang harus ditelaah dan dikaji karena kedalamannya. Tidak
ada alasan untuk tidak menjadikan Al-Quran sebagai landasan sekalugus benteng
di setiap lini kehidupan.
Sejarah, fenomena masa lalu yang
dijadikan ‘ibrah bagi sebagian manusia yang mau berpikir. Menyimpan beragan
misteri yang banyak dicari, karena misteri yang terjadi di masa lalu itu
akan menjadi penentu fenomena di masa
yang sedang dan akan dilalui. Berbagai kejadian masa lalu menjadi penyebab
bencana dan anugrah yang terjadi pada seseorang atau suatu kaum.
Diantara surah-surah yang terdapat di
dalam al-Quran adalah surah AL-Kahfi yang berisi beberapa kisah dan berita
seperti kisah penghuni gua, kisah nabi Khidir bersama nabi musa, kisah
Dzulkarnain bersama Ya’juj dan Ma’juj serta berbagai peristiwa dan masalah
penting yang terkait dengannya. Bahkan sebagian ahli tafsir dan para ulama yang
aktif bergelut dibidang ilmu al-Quran menganggapnya sebagai al-ghaibiyat
(masalah-masalah serius) yang tidak dapat ditangkap akal pikiran manusia.
Kisah Dzulkarnain bersama Ya’juj dan
Ma’juj mengandung penuh misteri dan teka-teki, tetapi perhatian terhadap upaya
untuk menguak misteri dibaliknya tidak pernah berhenti sejak surah al-Kahfi
diturunkan kepada nabi Muhammad.
Oleh karena itu, dalam makalah ini,
penulis ingin mengungkap misteri “Ya’juj dan Ma’juj” serta menelaah kedua kata
tersebut agar dapat dimengerti dan dipahami pengertian sebenarnya.
BAB
II
KISAH
DZULKARNAIN
2.1 Asal-Usul Dzulkarnain
Kisah Dzulkarnain serta berbagai
peristiwa dan keajaiban yang terkait dengannya merupakan kisah yang paling
menakjubkan dalam seluruh rangkaian kehidupan manusia. Karena di merupakan
kisah nyata yang titik tolaknya berawal lebih dari 2.400 tahun sebelumnya,
terutama jika berpatokan pada kesamaan sosok dzulkarnain dengan sosok Akhnaton,
Amnihotib IV, raja Mesir.
Qarn dalam bahasa Arab memiliki banyak
arti, antara lain Qarn berarti kepang rambut dan tanduk. Beberapa sumber
sejarah menyebutkan bahwa Akhnaton mengepang rambutnya dengan dua kepangan yang
terlihat seperti dua tanduk dan pendapat inilah yang paling kuat jika
Dzulkarnain dianggap sebagai Akhnaton dari keluarga Raja Mesir.
2.2 Bukti
Kuat bahwa Raja Akhnaton adalah Dzulkarnain
Para Fir’aun dan raja mesir kuno sejak
Dinasti I bersama bangsa Mesir menyemah berhala yang mereka anggap sebagai
Tuhan seperti Dewa hur, Ra, Batah, dan Amon. Pada permulaan Dinasti V muncul
sekte yang dikenal dengan sekte matahari yang berpengaruh besar terhadap
keyakinan penduduk Mesir. Bersamaan dengan berdirinya negeri pertengahan, Dewa
Amon menempati posisi tertinggi dalam keagamaan resmi negara. Itulah kondisi
yang dominan ketika Akhnaton menduduki kursi pemerintahan negara. Raja Akhnaton
adalah seorang raja yang bertauhid dan percaya kepada Tuhan yang Maha Esa,
sebagaimana diperkuat oleh semua sumber Mesir yang telah dikaji. Pada masa
pemerintahannya, Raja Akhnaton menyerukan kepada seluruh orang-orang mesir agar
menyembah Tuhan yang menciptakan matahari yaitu Allah SWT.
BAB
III
TEMBOK
PERTAHANAN DAN YA’JUJ DAN MA’JUJ
3.1 Pertanyaan Seputar Ya’juj dan Ma’juj dalam
Surat Al-Kahfi
“Hingga
ketika telah sampai ke tempat matahari terbit (sebelah timur), ia mendapati
matahari itu menyinari segolongan umat yang kami tidak menjadikan mereka
sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu. Demikianlah,
sesungguhnya ilmu Kami meliputi segala apa yang ada padanya. Kemudian ia menempuh
suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabial ia telah sampai diantara dua buah
gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak
mengerti pembicaraan. Mereka berkata, ‘Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan
Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi. Maka dapatkah kami
memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat tembok antara Kami
dan mereka?’ ” (QS. Al-Kahfi [18] : 90-94).
Bila kita menelaah ayat-ayat al-Quran
di atas, maka akan banyak timbul pertanyaan. Apa yang dimaksud dengan “negeri
antara dua bukit”? Siapa itu Ya’juj dan Ma’juj? Di mana letak tembok yang
didirikan oleh Dzulkarnain? Apakah sekarang masih ada, baik itu secara
keseluruhan atau sebagian?
Pertanyaan-pertanyaan di atas merupakan
dasar-dasar persoalan yang akan diungkap pada pembahasan bagian selanjutnya.
3.2
Negeri Antara Dua Bukit
Negara Cina ternyata adalah “negeri
antara dua bukit”. Hal ini dibuktikan dengan adanya bukti-bukti yang mendekati
kebenaran. Bukti yang mendekati kebenaran itu yakni saat Dzulkarnain memasuki
daratan Cina dari Laut Kuning kemudian memasuki wilayah Shandong atau Jiangsu,
atau Anhui. Dari sana diketahui bahwa letak “negeri antara dua bukit” adalah
wilayah Henan, yang tepatnya dekat dengan ibukota Chang, kota Zhengzhou : kota
tempat pembangunan tembok pertahanan. Lebih tepatnya lagi berada di wilayah
negara Cina atau biasa di kenal dengan RRC.
3.3
Letak dan Usia Tembok Pertahanan
Seperti yang telah dibahas tadi,
Wilayah Henan, tepatnya di ibukota Chang, kota Zhengzhou, merupakan letak
dibangunnya tembok pertahanan dari serangan Ya’juj dan Ma’juj. Henan terletak
di tengah-tengah bagian timur Cina. Henan terdiri dari dua suku kata : “Nan”
yang berarti selatan dan “He” yang berati sungai. Maksudnya adalah bahwa Henan
merupakan wilayah yang berada disebelah selatan sungai.
Bangunan tembok pertahanan atau biasa
dikenal dengan sebutan “The Great Wall Of China” ini telah terbukti
kehebatannya. Tembok pertahanan ini telah mampu berdiri hingga melebihi 3300
tahun lamanya. Seperti yang dijelaskan di dalam al-Quran mengenai kekuasaan
Allah terhadap bangunan tembok pertahanan yang dibuat oleh Dzulkarnain ini,
sebagai berikut:
“Maka mereka tidak
bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya. Dzulkarnain berkata:
"Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji
Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah
benar." (QS. Al-Kahfi [18] : 97-98)
3.4 Pengungkapan
Ya’juj dan Ma’juj
Ungkapan “Ya’juj dan ‘Ma’juj” dalam
al-Quran pada surah al-Kahfi merupakan ungkapan fasih dalam bahasa Cina sejak 3330 tahun yang lalu, saat itu
Dzulkarnain bertemu pertama kalinya dengan bangsa Cina. Kaum yang digambarkan
dalam al-Quran meminta Dzulkarnain untuk mendirikan tembok pertahanan adalah
yaitu bangsa Cina di wilayah yang kini dikenal dengan nama Republik Rakyat Cina
(RRC).
Setelah ditelaah, tersingkap bahwa “
ya’ ” berarti Asia dan “jou” berarti benua. Ya’jou berarti
benua Asia. Ya’jou diucapkan secara sempurna dalam bahasa Cina
sebagaimana bunyi ucapan yang tertera dalam al-Quran : adanya sukun pada
alif/hamzah setelah huruf yâ’ dan pemanjangan vokal atau madd,
setelah huruf jim, menjadi ”jou”. Selain itu, tersingkap juga
tersingkap bahwa “ ma’ ” berarti kuda dan “jou” berarti benua. Ma’jou
berarti benua Kuda. Ma’jou diucapkan secara sempurna dalam bahasa Cina
sebagaimana bunyi ucapan yang tertera dalam al-Quran : adanya sukun pada
alif/hamzah setelah huruf mâ’ dan pemanjangan vokal atau madd,
setelah huruf jim, menjadi ”jou”..
Meski huruf “jim” tidak diucapkan
dalam bahasa Cina, akan tetapi dengan ucapan yang menyerupainya, dan itu bukan
merupakan persoalan yang fatal. Hal ini bisa jadi dikarenakan ketidakjelasan
pengucapan oleh orang-orang Cina. Berikut tabel penjelasan mengenai kata Ya’juj
dan Ma’juj :
3.5 Ciri-ciri bangsa Ya’juj dan Ma’juj
Ciri-ciri Ya’juj dan Ma’juj telah
disebutkan dalam hadits nabi. Rasulullah berkhutbah dan bersabda,
Kesesuaian ciri Ya’juj dan Ma’juj
sebagaimana digambarkan Rasulullah merupakan salah satu bentuk mu’jizat yang
tidak diragukan lagi. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, diperkirakan Ya’juj
adalah negeri Jepang, Korea, Manchuria, dan sebagian di di Asia Utara-Tengah.
Ma’juj di perkirakan adalah keseluruhan Siberia, sebagian negeri Asia Tengah,
negeri-negeri sekitar Laut Hitam, dan keseluruhan Mongolia.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Cina merupakan “negeri antara dua
bukit” dan tembok pertahanan yang dibuat oleh Dzulkarnain adalah tembok besar
Cina. Hingga kini, tembok itu masih ada dan tetap kokoh berdiri walau sudah
3300 tahun lamanya. Ya’juj dan Ma’juj dalam arti yang sebenarnya yaitu benua
Asia dan benua Kuda.
DAFTAR
PUSTAKA
Drs,
Djaelan husna, M.Ag dan Abdul Fadhil, M.Ag. 2002. Islam Integral.
Jakarta: Universitas Negeri Jakarta
Syaikh
Hamdi bin Hamzah Abu Zaid, 2007. MUNCULNYA YA’JUJ DAN MA’JUJ DI ASIA :
Mengungkap Misteri Perjalanan Dzulkarnain ke Cina. Jakarta: Almahira
Al-Qur’an
al-Karim
www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar