Sabtu, 17 Maret 2012

Ya'juj dan Ma'juj


BAB I
PENDAHULUAN

          Al-Quran merupakan kitab suci yang menjadi sumber inspirasi bagi umat islam. Tiap kalimat, kata, dan bahkan huruf memiliki pengertian yang harus ditelaah dan dikaji karena kedalamannya. Tidak ada alasan untuk tidak menjadikan Al-Quran sebagai landasan sekalugus benteng di setiap lini kehidupan.
          Sejarah, fenomena masa lalu yang dijadikan ‘ibrah bagi sebagian manusia yang mau berpikir. Menyimpan beragan misteri yang banyak dicari, karena misteri yang terjadi di masa lalu itu akan  menjadi penentu fenomena di masa yang sedang dan akan dilalui. Berbagai kejadian masa lalu menjadi penyebab bencana dan anugrah yang terjadi pada seseorang atau suatu kaum.
          Diantara surah-surah yang terdapat di dalam al-Quran adalah surah AL-Kahfi yang berisi beberapa kisah dan berita seperti kisah penghuni gua, kisah nabi Khidir bersama nabi musa, kisah Dzulkarnain bersama Ya’juj dan Ma’juj serta berbagai peristiwa dan masalah penting yang terkait dengannya. Bahkan sebagian ahli tafsir dan para ulama yang aktif bergelut dibidang ilmu al-Quran menganggapnya sebagai al-ghaibiyat (masalah-masalah serius) yang tidak dapat ditangkap akal pikiran manusia.

          Kisah Dzulkarnain bersama Ya’juj dan Ma’juj mengandung penuh misteri dan teka-teki, tetapi perhatian terhadap upaya untuk menguak misteri dibaliknya tidak pernah berhenti sejak surah al-Kahfi diturunkan kepada nabi Muhammad.
          Oleh karena itu, dalam makalah ini, penulis ingin mengungkap misteri “Ya’juj dan Ma’juj” serta menelaah kedua kata tersebut agar dapat dimengerti dan dipahami pengertian sebenarnya.


















BAB II
KISAH DZULKARNAIN

2.1   Asal-Usul Dzulkarnain
          Kisah Dzulkarnain serta berbagai peristiwa dan keajaiban yang terkait dengannya merupakan kisah yang paling menakjubkan dalam seluruh rangkaian kehidupan manusia. Karena di merupakan kisah nyata yang titik tolaknya berawal lebih dari 2.400 tahun sebelumnya, terutama jika berpatokan pada kesamaan sosok dzulkarnain dengan sosok Akhnaton, Amnihotib IV, raja Mesir.
          Qarn dalam bahasa Arab memiliki banyak arti, antara lain Qarn berarti kepang rambut dan tanduk. Beberapa sumber sejarah menyebutkan bahwa Akhnaton mengepang rambutnya dengan dua kepangan yang terlihat seperti dua tanduk dan pendapat inilah yang paling kuat jika Dzulkarnain dianggap sebagai Akhnaton dari keluarga Raja Mesir.
2.2   Bukti Kuat bahwa Raja Akhnaton adalah Dzulkarnain
          Para Fir’aun dan raja mesir kuno sejak Dinasti I bersama bangsa Mesir menyemah berhala yang mereka anggap sebagai Tuhan seperti Dewa hur, Ra, Batah, dan Amon. Pada permulaan Dinasti V muncul sekte yang dikenal dengan sekte matahari yang berpengaruh besar terhadap keyakinan penduduk Mesir. Bersamaan dengan berdirinya negeri pertengahan, Dewa Amon menempati posisi tertinggi dalam keagamaan resmi negara. Itulah kondisi yang dominan ketika Akhnaton menduduki kursi pemerintahan negara. Raja Akhnaton adalah seorang raja yang bertauhid dan percaya kepada Tuhan yang Maha Esa, sebagaimana diperkuat oleh semua sumber Mesir yang telah dikaji. Pada masa pemerintahannya, Raja Akhnaton menyerukan kepada seluruh orang-orang mesir agar menyembah Tuhan yang menciptakan matahari yaitu Allah SWT.

















BAB III
TEMBOK PERTAHANAN DAN YA’JUJ DAN MA’JUJ

3.1   Pertanyaan Seputar Ya’juj dan Ma’juj dalam Surat Al-Kahfi
       “Hingga ketika telah sampai ke tempat matahari terbit (sebelah timur), ia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang kami tidak menjadikan mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu. Demikianlah, sesungguhnya ilmu Kami meliputi segala apa yang ada padanya. Kemudian ia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabial ia telah sampai diantara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata, ‘Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi. Maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat tembok antara Kami dan mereka?’ (QS. Al-Kahfi [18] : 90-94).
          Bila kita menelaah ayat-ayat al-Quran di atas, maka akan banyak timbul pertanyaan. Apa yang dimaksud dengan “negeri antara dua bukit”? Siapa itu Ya’juj dan Ma’juj? Di mana letak tembok yang didirikan oleh Dzulkarnain? Apakah sekarang masih ada, baik itu secara keseluruhan atau sebagian?
          Pertanyaan-pertanyaan di atas merupakan dasar-dasar persoalan yang akan diungkap pada pembahasan bagian selanjutnya.
3.2   Negeri Antara Dua Bukit
          Negara Cina ternyata adalah “negeri antara dua bukit”. Hal ini dibuktikan dengan adanya bukti-bukti yang mendekati kebenaran. Bukti yang mendekati kebenaran itu yakni saat Dzulkarnain memasuki daratan Cina dari Laut Kuning kemudian memasuki wilayah Shandong atau Jiangsu, atau Anhui. Dari sana diketahui bahwa letak “negeri antara dua bukit” adalah wilayah Henan, yang tepatnya dekat dengan ibukota Chang, kota Zhengzhou : kota tempat pembangunan tembok pertahanan. Lebih tepatnya lagi berada di wilayah negara Cina atau biasa di kenal dengan RRC.
3.3   Letak dan Usia Tembok Pertahanan
          Seperti yang telah dibahas tadi, Wilayah Henan, tepatnya di ibukota Chang, kota Zhengzhou, merupakan letak dibangunnya tembok pertahanan dari serangan Ya’juj dan Ma’juj. Henan terletak di tengah-tengah bagian timur Cina. Henan terdiri dari dua suku kata : “Nan” yang berarti selatan dan “He” yang berati sungai. Maksudnya adalah bahwa Henan merupakan wilayah yang berada disebelah selatan sungai.
          Bangunan tembok pertahanan atau biasa dikenal dengan sebutan “The Great Wall Of China” ini telah terbukti kehebatannya. Tembok pertahanan ini telah mampu berdiri hingga melebihi 3300 tahun lamanya. Seperti yang dijelaskan di dalam al-Quran mengenai kekuasaan Allah terhadap bangunan tembok pertahanan yang dibuat oleh Dzulkarnain ini, sebagai berikut:
          “Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya. Dzulkarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar." (QS. Al-Kahfi [18] : 97-98)
3.4   Pengungkapan Ya’juj dan Ma’juj
          Ungkapan “Ya’juj dan ‘Ma’juj” dalam al-Quran pada surah al-Kahfi merupakan ungkapan fasih dalam bahasa Cina  sejak 3330 tahun yang lalu, saat itu Dzulkarnain bertemu pertama kalinya dengan bangsa Cina. Kaum yang digambarkan dalam al-Quran meminta Dzulkarnain untuk mendirikan tembok pertahanan adalah yaitu bangsa Cina di wilayah yang kini dikenal dengan nama Republik Rakyat Cina (RRC).
          Setelah ditelaah, tersingkap bahwa “ ya’ ” berarti Asia dan “jou” berarti benua. Ya’jou berarti benua Asia. Ya’jou diucapkan secara sempurna dalam bahasa Cina sebagaimana bunyi ucapan yang tertera dalam al-Quran : adanya sukun pada alif/hamzah setelah huruf yâ’ dan pemanjangan vokal atau madd, setelah huruf jim, menjadi ”jou”. Selain itu, tersingkap juga tersingkap bahwa “ ma’ ” berarti kuda dan “jou” berarti benua. Ma’jou berarti benua Kuda. Ma’jou diucapkan secara sempurna dalam bahasa Cina sebagaimana bunyi ucapan yang tertera dalam al-Quran : adanya sukun pada alif/hamzah setelah huruf mâ’ dan pemanjangan vokal atau madd, setelah huruf jim, menjadi ”jou”..
          Meski huruf “jim” tidak diucapkan dalam bahasa Cina, akan tetapi dengan ucapan yang menyerupainya, dan itu bukan merupakan persoalan yang fatal. Hal ini bisa jadi dikarenakan ketidakjelasan pengucapan oleh orang-orang Cina. Berikut tabel penjelasan mengenai kata Ya’juj dan Ma’juj :




























3.5   Ciri-ciri bangsa Ya’juj dan Ma’juj
          Ciri-ciri Ya’juj dan Ma’juj telah disebutkan dalam hadits nabi. Rasulullah berkhutbah dan bersabda,











          Kesesuaian ciri Ya’juj dan Ma’juj sebagaimana digambarkan Rasulullah merupakan salah satu bentuk mu’jizat yang tidak diragukan lagi. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, diperkirakan Ya’juj adalah negeri Jepang, Korea, Manchuria, dan sebagian di di Asia Utara-Tengah. Ma’juj di perkirakan adalah keseluruhan Siberia, sebagian negeri Asia Tengah, negeri-negeri sekitar Laut Hitam, dan keseluruhan Mongolia.




BAB IV
PENUTUP

4.1   Kesimpulan
          Cina merupakan “negeri antara dua bukit” dan tembok pertahanan yang dibuat oleh Dzulkarnain adalah tembok besar Cina. Hingga kini, tembok itu masih ada dan tetap kokoh berdiri walau sudah 3300 tahun lamanya. Ya’juj dan Ma’juj dalam arti yang sebenarnya yaitu benua Asia dan benua Kuda.





DAFTAR PUSTAKA

Drs, Djaelan husna, M.Ag dan Abdul Fadhil, M.Ag. 2002. Islam Integral. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta
          Syaikh Hamdi bin Hamzah Abu Zaid, 2007. MUNCULNYA YA’JUJ DAN MA’JUJ DI ASIA : Mengungkap Misteri Perjalanan Dzulkarnain ke Cina. Jakarta: Almahira
          Al-Qur’an al-Karim
          www.google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar