Rabu, 18 April 2012

Tugas Kritik Sastra: Kesedihan dalam Malam Kelabu


KESEDIHAN DALAM MALAM KELABU
(sebuah tugas kritik sastra dalam cerpen Malam Kelabu)

Malam kelabu adalah sebuah cerita yang mengisahkan tentang kesedihan. Kesedihan ini terasa sangat kental manakala ada kisah akhir yang getir. Kisah akhir ini membuat siapa pun yang membacanya akan berpikir bahwa ini adalah sebuah rasa kelabu yang digambarkan pengarang lewat si tokoh utama. Kamaluddin Armada adalah seorang pemimpi yang luar biasa, namun sebuah kenyataan miris yang sangat menyakiti hatinya membuat dirinya mengambil keputusan yang membuat akhir dari kisahnya terasa kelabu, persis seperti judul cerita ini.
Dalam interpretasi sebagian pembaca mungkin cerita ini kurang mendidik. Bagaimana si tokoh utama pada akhirnya membuang kesempatan hidupnya yang panjang hanya karena sesuatu yang mungkin akan didapatkannya lagi di masa depan. Dari pandangan ilmu agama, cerita ini akan dipandang kurang baik, sebab ada ajaran yang menjelaskan bahwa keputusan yang diambil oleh Armada adalah perbuatan yang dilarang. Ini merupakan sebuah pertentangan manakala pembaca dari berbagai pikiran bertemu untuk menyatukan pendapat mereka dalam kisah cinta yang dirasakan Armada.

Dalam hal ini akan ditemukan, orang-orang yang memahami perasaan dan keputusan yang diambil oleh Armada. Namun, disisi lainnya, orang-orang yang menganggap bahwa keputusan bunuh diri itu adalah keputusan yang salah. Bahkan sangat salah besar. Cerita ini pada akhirnya menimbulkan sebuah persepsi berbeda. Aksentuasi bahwa cinta itu buta, sangat terlihat dalam kisah Armada. Tapi sekali lagi bahwa cara yang tak seharusnya dilakukan Armada, untuk sebagian orang adalah sebuah konsistensi cerita pengarang yang sangat salah.
Persespsi pembaca ini mungkin akan berbeda-beda. Pengarang pun menyadarinya dengan sangat pasti. Ia seperti memberi kontras kehidupan pada diri tokoh utama. Hal ini tergambar dari tokoh utama yang mempunyai mimpi besar. Keyakinannya pada diri gadis yang dicintainya membuatnya selalu berpikir positif. Tak ada ragu. Ia hanya menjalankan keinginan hatinya saja. Namun, semua itu terasa sangat sia-sia. Ini terjadi ketika ia tahu bahwa gadis yang dicintainya telah tiada. Disinilah kontras tersebut terjadi. Ada sebuah harapan awalnya tapi semua terlihat semu ketika ia terluka.
Membaca cerita ini kita dibawa dalam sebuah kenyataan bahwa kehidupan cinta, terlebih itu cinta yang menyangkut hal-hal tentang komunis. Pengarang seperti mengerti akan hal-hal yang dapat menghanyutkan pembaca kepada kenyataan masa lalu. Kesedihan yang sudah terpampang dengan jelas, seperti ditambah ketika ia memiliki rasa ragu mencintai seorang gadis berayah seorang komunis. Terlebih lagi akhir kisah memilukan semakin dipertegas manakala cinta itu berakhir akibat komunis pula. Inilah penguatan cerita pengarang agar rasa kesedihan dalam Malam Kelabu tergambar secara signifikan.
Keputusan yang diambil pengarang mengenai akhir kisah ini sesungguhnya sangat disesalkan oleh sebagian pembacanya. Kematian yang memilukan hadir pada diri Armada yang penuh dengan asa tinggi. Pengarang memberikan kesedihan mendalam pada ceritanya, pada tokoh utamanya dan pada pembaca. Dalam hal ini rasa kesedihan adalah sebuah tema utama yang dipilih pengarang dalam kisah Armada yang tragis. Betul-betul mengisahkan sesuatu yang tak baik bila hal ini dibaca oleh jenis pembaca yang memiliki ciri psikologis yang labil.
Bila dilihat secara seksama, pengarang sebetulnya memberikan sebuah kenyamanan pada pembaca. Bagaimana ia menjelaskan tokoh, latar atau tema dengan sangat baik. pengarang dengan baik memanjakan pembacanya untuk terlarut dalam kesedihan yang disampaikan lewat malam kelabu. Kekuatan tokoh utama, yakni Kamaluddin Armada terasa sangat jelas dari awal cerita hingga akhir cerita. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa tokoh ini memiliki mimpi yang begitu tinggi namun terhempas dengan kenyataan yang memilukan. Pengarang cerdas meraciknya ke dalam cerita.
Tokoh pembantu seperti Pak Carik juga ikut masuk menguatkan cerita sehingga terasa hidup. Hidup disini adalah bagaimana ia menimbulkan kegelisahan pada diri pembaca akan misteri-misteri cerita pada beberapa bagian setelahnya. Sebab misteri-misteri cerita setelahnya disimpan dengan apik dalam tokoh Pak Carik tersebut. Tak ada tokoh lain, hanya penggambaran dari dua tokoh ini yang ditekankan oleh pengarang. Namun ini sudah lebih dari cukup untuk menghidupkan cerita kesedihan yang ingin disampaikan pengarang.
Tak hanya dikuatkan oleh tokoh, latar tempat pun terasa kuat menggambarkan kesedihan si pengarang. Saat ia hidup ketika berpisah dengan gadis yang dicintainya, ia berkelana dari laut yang satu ke laut yang lain. Ini menggambarkan kebebasan. Kebebasan yang sebetulnya menyedihkan dalam diri tokoh utama. Mengapa hal ini menyedihkan? Sebab ada suasana haru dimana si tokoh utama sangat merindukan gadis yang dicintainya, meskipun ia sangat menikmati kebebasannya. Selain itu perjalanan panjang menuju Soroyudan, tempat dimana gadis yang dicintainya tinggal.
Namun, Soroyudan pun bukan tempat yang menyimpan kebahagiaan seperti hal-hal yang diharapkan oleh Armada. Soroyudan justru menyimpan kesedihan mendalam yang tak pernah diimpikan Armada sebelumnya. Soroyudan adalah akhir dari kisah cintanya, kisah cinta yang sebenarnya sangat dibanggakannya. Melalui Soroyudan, Armada mengakhiri hidupnya dengan membunuh dirinya sendiri. Melalui latar tempat ini pengarang berusaha untuk mengantarkan kesedihan ke hadapan pembaca. Lewat Soroyudan, pengarang seperti mengerti bagaimana membuat deskripsi kematian yang memilukan dan pengarang berhasil membuatnya dengan baik.
Melalui tema, tokoh dan latar ini pengarang seperti sengaja bahwa cinta memang buta. Banyak kesedihan. Sampai seorang yang penuh mimpi dan harapan, merusak konsistensi hidupnya dengan membunuh dirinya. Itulah cinta, banyak pembaca yang mungkin tak menyukai dengan pilihan hidup seperti ini, namun ada hal lain yang ingin diperlihatkan pengarang kepada pembaca. Cerita ini seperti menyelipkan sesuatu. Sesuatu bahwa sebenarnya pengarang bukan setuju dengan pilihan yang diambil pengarang, lewat pilihan Armada itu pengarang ingin menjelaskan akibat dari sebuah kebrutalan masyarakat.
Kebrutalan ini dikhususkan kebrutalan pada pemikiran tentang komunis. Ada simbolistis yang sangat kental begitu menyebutkan unsur ini. Pengarang seperti mengkhususkan bahwa orang-orang yang berlindung di bawah payung komunis belum tentu para keluarganya memiliki lindungan yang sama pula. Ini ditegaskan dengan jelas dengan pernyataan Armada. Armada dengan jelas menyiratkan bahwa ia menerima Partini, meskipun ia tahu ayah Partini adalah seorang komunis. Namun, Armada berpikiran sederhana bahwa yang komunis bukanlah Partini yang buta politik ataupun adik serta ibundanya melainkan Ayahnya. Namun, lewat kebrutalan masyarakat ini Armada dipisahkan oleh Partini dalam sebuah kisah yang memilukan.
Kenyataan seperti ini mungkin tak hanya dirasakan saja oleh Armada. Ada kenyataan yang lainnya dimana beberapa pembaca tertentu tak pernah merasakan seperti apa rasanya dan seperti apa hal ini terjadi pada diri seperti Armada yang telah menyimpan mimpi besar. Barangkali ada beberapa pembaca spesial yang merasakan atau mengalami latar belakang atau kejadian yang mirip dengan kisah Armada dan mereka mungkin akan mendukung klimaks dari cerita ini. Klimaks bagi pembaca-pembaca tersebut klimaks yang tak baik, cenderung tak konsisten dan cenderung pada kesimpulan bahwa bunuh diri itu adalah pilihan terbaik dalam menyelesaikan rasa sakit hati.
Dari simbolistis tentang komunis dan klimaks yang buruk tentang bunuh diri mengesankan bahwa cerita ini sangatlah menuai kontroversi. Dua hal ini adalah hal yang sensitif untuk sebagian pembaca. Sebab pembaca berpikir bahwa seberat apapun permasalahan ini tak seharusnya si tokoh utama mengakhirinya dengan kematian. Seperti yang telah disinggung di atas ini menyingung satu ajaran agama dan begitu sensitif bila dibahas secara keseluruhan.
Sesungguhnya cerita pendek ini banyak memberikan maksud. Tak hanya maksud yang dapat dijelaskan secara eksplisit namun juga implisit. Secara penceritaan pengarang telah memberikan kehidupan dalam karangannya. Bukan imajinatif, tapi kenyataan yang sangat mungkin dialami oleh beberapa individu pembaca tertentu yang memiliki kesamaan cerita dengan tokoh utama. Tak dapat dipungkiri segala sesuatu yang dirasakan oleh seseorang secara mendalam belum tentu dapat dirasakan oleh orang lain.
Untuk itu kisah ini bukan bahan pertimbangan untuk menyodorkan pada maksud bahwa bunuh diri itu dihalalkan, namun kisah ini menonjolkan bahwa ada kisah di balik kisah. Ada maksud yang ingin disampaikan pengarang, bahwa kebrutalan pada suatu hal mengakibatkan beberapa orang menderita, bahkan membunuh mimpinya sendiri. Kisah yang mengharukan. Kesedihan yang mendalam tergambar menusuk pembaca. Sangat pas kiranya pengarang memberi judul Malam Kelabu dalam cerita ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar