KESEDIHAN
DALAM MALAM KELABU
(sebuah tugas kritik sastra dalam cerpen Malam Kelabu)
Malam kelabu adalah sebuah cerita yang mengisahkan tentang
kesedihan. Kesedihan ini terasa sangat kental manakala ada kisah akhir yang
getir. Kisah akhir ini membuat siapa pun yang membacanya akan berpikir bahwa
ini adalah sebuah rasa kelabu yang digambarkan pengarang lewat si tokoh utama.
Kamaluddin Armada adalah seorang pemimpi yang luar biasa, namun sebuah
kenyataan miris yang sangat menyakiti hatinya membuat dirinya mengambil
keputusan yang membuat akhir dari kisahnya terasa kelabu, persis seperti judul
cerita ini.
Dalam interpretasi sebagian pembaca mungkin cerita ini kurang
mendidik. Bagaimana si tokoh utama pada akhirnya membuang kesempatan hidupnya
yang panjang hanya karena sesuatu yang mungkin akan didapatkannya lagi di masa
depan. Dari pandangan ilmu agama, cerita ini akan dipandang kurang baik, sebab
ada ajaran yang menjelaskan bahwa keputusan yang diambil oleh Armada adalah
perbuatan yang dilarang. Ini merupakan sebuah pertentangan manakala pembaca
dari berbagai pikiran bertemu untuk menyatukan pendapat mereka dalam kisah
cinta yang dirasakan Armada.
Dalam hal ini akan ditemukan, orang-orang yang memahami
perasaan dan keputusan yang diambil oleh Armada. Namun, disisi lainnya,
orang-orang yang menganggap bahwa keputusan bunuh diri itu adalah keputusan
yang salah. Bahkan sangat salah besar. Cerita ini pada akhirnya menimbulkan
sebuah persepsi berbeda. Aksentuasi bahwa cinta itu buta, sangat terlihat dalam
kisah Armada. Tapi sekali lagi bahwa cara yang tak seharusnya dilakukan Armada,
untuk sebagian orang adalah sebuah konsistensi cerita pengarang yang sangat
salah.
Persespsi pembaca ini mungkin akan berbeda-beda. Pengarang
pun menyadarinya dengan sangat pasti. Ia seperti memberi kontras kehidupan pada
diri tokoh utama. Hal ini tergambar dari tokoh utama yang mempunyai mimpi
besar. Keyakinannya pada diri gadis yang dicintainya membuatnya selalu berpikir
positif. Tak ada ragu. Ia hanya menjalankan keinginan hatinya saja. Namun,
semua itu terasa sangat sia-sia. Ini terjadi ketika ia tahu bahwa gadis yang
dicintainya telah tiada. Disinilah kontras tersebut terjadi. Ada sebuah harapan
awalnya tapi semua terlihat semu ketika ia terluka.
Membaca cerita ini kita dibawa dalam sebuah kenyataan bahwa
kehidupan cinta, terlebih itu cinta yang menyangkut hal-hal tentang komunis.
Pengarang seperti mengerti akan hal-hal yang dapat menghanyutkan pembaca kepada
kenyataan masa lalu. Kesedihan yang sudah terpampang dengan jelas, seperti
ditambah ketika ia memiliki rasa ragu mencintai seorang gadis berayah seorang
komunis. Terlebih lagi akhir kisah memilukan semakin dipertegas manakala cinta
itu berakhir akibat komunis pula. Inilah penguatan cerita pengarang agar rasa
kesedihan dalam Malam Kelabu tergambar secara signifikan.
Keputusan yang diambil pengarang mengenai akhir kisah ini
sesungguhnya sangat disesalkan oleh sebagian pembacanya. Kematian yang
memilukan hadir pada diri Armada yang penuh dengan asa tinggi. Pengarang
memberikan kesedihan mendalam pada ceritanya, pada tokoh utamanya dan pada
pembaca. Dalam hal ini rasa kesedihan adalah sebuah tema utama yang dipilih
pengarang dalam kisah Armada yang tragis. Betul-betul mengisahkan sesuatu yang
tak baik bila hal ini dibaca oleh jenis pembaca yang memiliki ciri psikologis
yang labil.
Bila dilihat secara seksama, pengarang sebetulnya memberikan
sebuah kenyamanan pada pembaca. Bagaimana ia menjelaskan tokoh, latar atau tema
dengan sangat baik. pengarang dengan baik memanjakan pembacanya untuk terlarut
dalam kesedihan yang disampaikan lewat malam kelabu. Kekuatan tokoh utama,
yakni Kamaluddin Armada terasa sangat jelas dari awal cerita hingga akhir
cerita. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa tokoh ini memiliki
mimpi yang begitu tinggi namun terhempas dengan kenyataan yang memilukan.
Pengarang cerdas meraciknya ke dalam cerita.
Tokoh pembantu seperti Pak Carik juga ikut masuk menguatkan
cerita sehingga terasa hidup. Hidup disini adalah bagaimana ia menimbulkan
kegelisahan pada diri pembaca akan misteri-misteri cerita pada beberapa bagian
setelahnya. Sebab misteri-misteri cerita setelahnya disimpan dengan apik dalam
tokoh Pak Carik tersebut. Tak ada tokoh lain, hanya penggambaran dari dua tokoh
ini yang ditekankan oleh pengarang. Namun ini sudah lebih dari cukup untuk
menghidupkan cerita kesedihan yang ingin disampaikan pengarang.
Tak hanya dikuatkan oleh tokoh, latar tempat pun terasa kuat
menggambarkan kesedihan si pengarang. Saat ia hidup ketika berpisah dengan
gadis yang dicintainya, ia berkelana dari laut yang satu ke laut yang lain. Ini
menggambarkan kebebasan. Kebebasan yang sebetulnya menyedihkan dalam diri tokoh
utama. Mengapa hal ini menyedihkan? Sebab ada suasana haru dimana si tokoh
utama sangat merindukan gadis yang dicintainya, meskipun ia sangat menikmati
kebebasannya. Selain itu perjalanan panjang menuju Soroyudan, tempat dimana
gadis yang dicintainya tinggal.
Namun, Soroyudan pun bukan tempat yang menyimpan kebahagiaan
seperti hal-hal yang diharapkan oleh Armada. Soroyudan justru menyimpan
kesedihan mendalam yang tak pernah diimpikan Armada sebelumnya. Soroyudan
adalah akhir dari kisah cintanya, kisah cinta yang sebenarnya sangat
dibanggakannya. Melalui Soroyudan, Armada mengakhiri hidupnya dengan membunuh
dirinya sendiri. Melalui latar tempat ini pengarang berusaha untuk mengantarkan
kesedihan ke hadapan pembaca. Lewat Soroyudan, pengarang seperti mengerti
bagaimana membuat deskripsi kematian yang memilukan dan pengarang berhasil
membuatnya dengan baik.
Melalui tema, tokoh dan latar ini pengarang seperti sengaja
bahwa cinta memang buta. Banyak kesedihan. Sampai seorang yang penuh mimpi dan
harapan, merusak konsistensi hidupnya dengan membunuh dirinya. Itulah cinta,
banyak pembaca yang mungkin tak menyukai dengan pilihan hidup seperti ini,
namun ada hal lain yang ingin diperlihatkan pengarang kepada pembaca. Cerita
ini seperti menyelipkan sesuatu. Sesuatu bahwa sebenarnya pengarang bukan
setuju dengan pilihan yang diambil pengarang, lewat pilihan Armada itu
pengarang ingin menjelaskan akibat dari sebuah kebrutalan masyarakat.
Kebrutalan ini dikhususkan kebrutalan pada pemikiran tentang
komunis. Ada simbolistis yang sangat kental begitu menyebutkan unsur ini. Pengarang
seperti mengkhususkan bahwa orang-orang yang berlindung di bawah payung komunis
belum tentu para keluarganya memiliki lindungan yang sama pula. Ini ditegaskan
dengan jelas dengan pernyataan Armada. Armada dengan jelas menyiratkan bahwa ia
menerima Partini, meskipun ia tahu ayah Partini adalah seorang komunis. Namun,
Armada berpikiran sederhana bahwa yang komunis bukanlah Partini yang buta
politik ataupun adik serta ibundanya melainkan Ayahnya. Namun, lewat kebrutalan
masyarakat ini Armada dipisahkan oleh Partini dalam sebuah kisah yang
memilukan.
Kenyataan seperti ini mungkin tak hanya dirasakan saja oleh
Armada. Ada kenyataan yang lainnya dimana beberapa pembaca tertentu tak pernah
merasakan seperti apa rasanya dan seperti apa hal ini terjadi pada diri seperti
Armada yang telah menyimpan mimpi besar. Barangkali ada beberapa pembaca
spesial yang merasakan atau mengalami latar belakang atau kejadian yang mirip
dengan kisah Armada dan mereka mungkin akan mendukung klimaks dari cerita ini.
Klimaks bagi pembaca-pembaca tersebut klimaks yang tak baik, cenderung tak
konsisten dan cenderung pada kesimpulan bahwa bunuh diri itu adalah pilihan
terbaik dalam menyelesaikan rasa sakit hati.
Dari simbolistis tentang komunis dan klimaks yang buruk
tentang bunuh diri mengesankan bahwa cerita ini sangatlah menuai kontroversi.
Dua hal ini adalah hal yang sensitif untuk sebagian pembaca. Sebab pembaca
berpikir bahwa seberat apapun permasalahan ini tak seharusnya si tokoh utama
mengakhirinya dengan kematian. Seperti yang telah disinggung di atas ini
menyingung satu ajaran agama dan begitu sensitif bila dibahas secara
keseluruhan.
Sesungguhnya cerita pendek ini banyak memberikan maksud. Tak
hanya maksud yang dapat dijelaskan secara eksplisit namun juga implisit. Secara
penceritaan pengarang telah memberikan kehidupan dalam karangannya. Bukan
imajinatif, tapi kenyataan yang sangat mungkin dialami oleh beberapa individu
pembaca tertentu yang memiliki kesamaan cerita dengan tokoh utama. Tak dapat
dipungkiri segala sesuatu yang dirasakan oleh seseorang secara mendalam belum
tentu dapat dirasakan oleh orang lain.
Untuk itu kisah ini bukan bahan pertimbangan untuk
menyodorkan pada maksud bahwa bunuh diri itu dihalalkan, namun kisah ini
menonjolkan bahwa ada kisah di balik kisah. Ada maksud yang ingin disampaikan
pengarang, bahwa kebrutalan pada suatu hal mengakibatkan beberapa orang
menderita, bahkan membunuh mimpinya sendiri. Kisah yang mengharukan. Kesedihan
yang mendalam tergambar menusuk pembaca. Sangat pas kiranya pengarang memberi
judul Malam Kelabu dalam cerita ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar