Subjek Berkata Depan dan Objek Berkata Depan
Sumber: Ramlan,
dkk. 1997. Bahasa Indonesia yang salah
dan yang benar. Yogyakarta: Andi
Subjek
berkata depan.
Dalam
pemakaian bahasa, sering dijumpai kalimat-kalimat yang berbentuk sebagai
berikut:
(1) Dari berbagai
pengalaman selama ini menunjukkan bahwa program KB belum dapat dianggap sebagai
usaha yang dapat memecahkan masalah penduduk.
Berdasarkan
analisis fungsional, S yang dimaksudkan oleh penulis dalam kalimat-kalimat itu
adalah dari pengalaman selama ini.
frasa itu bukanlah frasa benda melainkan frasa depan atau proposisional dengan
kata depan dalam sebagai penandanya. Dengan demikian kalimat itu belum memenuhi
kaidah bahasa Indonesia karena fungsi S-nya tidak diisi oleh kata atau frasa
benda. Pembetulan terhadap kalimat tersebut dilakukan dengan menghilangkan kata
depan dari yang terdapat di tempat S
sehingga kalimatnya berbentuk sebagai berikut.
(1a) Pengalaman selama ini
menunjukkan bahwa program KB belum dapat dianggap sebagai usaha yang dapat
memecahkan masalah penduduk.
Dengan
cara itu kalimat (1a) termasuk kalimat-kalimat yang memenuhi kaidah gramatik
karena kaidah S-nya diisi oleh frasa atau kata benda, yaitu pengalaman.
Penghilangan
kata depan yang terdapat pada fungsi S bukanlah satu-satunya cara untuk
membetulkan kalima itu. Kalimat (1) misalnya dapat dibetulkan dengan cara
mengubah predikat kata kerja menunjukkan
yang berawalan meN- menjadi predikat kata kerja berawalan di-: ditunjukkan
sehingga kalimatnya berbentuk.
(1b) Dari pengalaman selama ini
ditunjukkan bahwa program KB belum dapat dianggap sebagai usaha yang dapat
memecahkan masalah penduduk.
Jika
cara terakhir ini ditempuh, struktur fungsional kalimat-kalimat tersebut
berubah. Kalimat (1b) S-nya adalah bahwa program
KB belum dapat dianggap sebagai usaha yang dapat memecahkan masalah penduduk,
sedangkan dari pengalaman selama ini
menempati fungsi KET. P-nya tetap, hanya dengan perubahan bentuk, yaitu ditunjukkan.
Objek
berkata depan
Objek
adalah unsur kalimat yang berada di belakang Predikat yang dapat dijadikan Subjek
jika kalimat yang bersangkutan dipasifkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
kalimat (1) di bawah ini.
(1) Kita juga dapat menjumpai bungalow dan hotel.
Frasa
bungalow dan hotel dalam kalimat (1) di atas adalah Objek, karena kalau kalimat
tersebut dipasifkan, frasa itu akan menjadi Subjek. Perhatikanlah kalimat (1a)
berikut ini.
(1a) Bungalow dan hotel juga
dapat kita jumpai.
Predikat
kalimat yang menuntut kehadiran Objek adalah Predikat yang diisi oleh kata
kerja transitif. Kata kerja transitif itu memiliki enam kemungkinan bentuk,
yaitu meN-, meN-kan, meN-i, memper-,
memper-kan, dan memper-i. Letak objek kalimat selalu tepat di belakang
Predikat. Namun demikian, kadang-kadang terdapat pula Objek yang terletak tidak
langsung di belakang Predikat apabila Objek kalimat itu berupa frasa yang
panjang. Contohnya kaca mata hitam yang sudah
dua puluh tahun dipakainya dalam kalimat di bawah ini.
(2) Ia membersihkan dengan kain
putih kaca mata hitam yang sudah dua
puluh tahun dipakainya.
Secara kategorial, Objek selalu
diisi oleh nomina atau kata benda. Oleh karena itu, objek kalimat yang diisi
oleh kategori lain adalah salah. Untuk itu dapat diperhatikan kalimat (3) di
bawah ini.
(3) Bertani di tempat berlereng
tanpa disertai dengan usaha pengawetan
tanah dapat menyebabkan menurunkan kesuburan tanah yang ada di hutan.
Kalimat
(3) di atas dapat diperbaiki dengan menominakan Objeknya. Kalimat (3) dapat
diperbaiki menjadi:
(3a) Bertani di tempat berlereng
tanpa disertai dengan usaha pengawetan
tanah dapat menurunkan kesuburan tanah yang ada di hutan.
(3b) Bertani di tempat berlereng
tanpa disertai dengan usaha pengawetan
tanah dapat menyebabkan turunnya kesuburan tanah yang ada di hutan.
(3c) Bertani di tempat berlereng
tanpa disertai dengan usaha pengawetan
tanah dapat menyebabkan kesuburan tanah yang ada di hutan turun.
Kesalahan
yang lebih umum ditemui adalah kesalahan yang berupa Objek berkata depan atau
objek yang diisi oleh frasa depan. Misalnya.
(4) Banyak anggota masyarakat
belum menyadari akan pentingnya kesehatan lingkungan.
(5) Keajaiban mengitari ke
angkasa dan ke seluruh penjuru dunia.
(6) Vegetasi yang mempunyai
perakaran yang besar dan dalam mempengaruhi terhadap tingkat kelongsoran tanah.
(7) Tesis ini akan
menitikberatkan pada penelitian dimensi sintaktik awalan meN-.
Kalimat-kalimat
di atas memiliki Objek berupa frasa depan, yaitu frase yang didahului oleh kata
depan. Objek yang diisi oleh frasa depan itu harus dihindari sebab menurut
kaidah kalimat bahasa Indonesia yang umum Objek kalimat tidak boleh frasa
depan. Oleh karena itu, keempat kalimat di atas perlu diperbaiki dengan
menghilangkan kata depannya.
(4a) Banyak anggota masyarakat
belum menyadari pentingnya kesehatan lingkungan.
(5a) Keajaiban mengitari angkasa
dan seluruh penjuru dunia.
(6a) Vegetasi yang mempunyai
perakaran yang besar dan dalam mempengaruhi tingkat kelongsoran tanah.
(7a) Tesis ini menitikberatkan
penelitian dimensi sintaktik awalan meN-.
Kesalahan
seperti yang dikemukakan di atas disebabkan oleh perancuan pemakaian kata kerja
yang memang berkata depan dengan kata kerja transitif yang tidak berkata depan.
Memang, terdapat kata kerja berkata depan yang hampir sama artinya dengan kata
kerja transitif. Contohnya adalah berbicara
tentang sama maknanya dengan membicarakan, suka akan sama maknanya dengan
menyukai, tahu akan/tentang sama maknanya dengan mengetahui. Akan tetapi,
jika bentuk transitif yang digunakan, maka kata depannya harus dihilangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar