Jumat, 20 April 2012

Subjek Berkata Depan dan Objek Berkata Depan

Sumber: Ramlan, dkk. 1997. Bahasa Indonesia yang salah dan yang benar. Yogyakarta: Andi

Subjek berkata depan.

            Dalam pemakaian bahasa, sering dijumpai kalimat-kalimat yang berbentuk sebagai berikut:

(1) Dari berbagai pengalaman selama ini menunjukkan bahwa program KB belum dapat dianggap sebagai usaha yang dapat memecahkan masalah penduduk.

            Berdasarkan analisis fungsional, S yang dimaksudkan oleh penulis dalam kalimat-kalimat itu adalah dari pengalaman selama ini. frasa itu bukanlah frasa benda melainkan frasa depan atau proposisional dengan kata depan dalam sebagai penandanya. Dengan demikian kalimat itu belum memenuhi kaidah bahasa Indonesia karena fungsi S-nya tidak diisi oleh kata atau frasa benda. Pembetulan terhadap kalimat tersebut dilakukan dengan menghilangkan kata depan dari yang terdapat di tempat S sehingga kalimatnya berbentuk sebagai berikut.

(1a) Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa program KB belum dapat dianggap sebagai usaha yang dapat memecahkan masalah penduduk.

            Dengan cara itu kalimat (1a) termasuk kalimat-kalimat yang memenuhi kaidah gramatik karena kaidah S-nya diisi oleh frasa atau kata benda, yaitu pengalaman.

           Penghilangan kata depan yang terdapat pada fungsi S bukanlah satu-satunya cara untuk membetulkan kalima itu. Kalimat (1) misalnya dapat dibetulkan dengan cara mengubah predikat kata kerja menunjukkan yang berawalan meN-  menjadi predikat kata kerja berawalan di-: ditunjukkan sehingga kalimatnya berbentuk.

(1b) Dari pengalaman selama ini ditunjukkan bahwa program KB belum dapat dianggap sebagai usaha yang dapat memecahkan masalah penduduk.

            Jika cara terakhir ini ditempuh, struktur fungsional kalimat-kalimat tersebut berubah. Kalimat (1b) S-nya adalah bahwa program KB belum dapat dianggap sebagai usaha yang dapat memecahkan masalah penduduk, sedangkan dari pengalaman selama ini menempati fungsi KET. P-nya tetap, hanya dengan perubahan bentuk, yaitu ditunjukkan.

Objek berkata depan

            Objek adalah unsur kalimat yang berada di belakang Predikat yang dapat dijadikan Subjek jika kalimat yang bersangkutan dipasifkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat kalimat (1) di bawah ini.

(1) Kita juga dapat menjumpai bungalow dan hotel.

            Frasa bungalow dan hotel dalam kalimat (1) di atas adalah Objek, karena kalau kalimat tersebut dipasifkan, frasa itu akan menjadi Subjek. Perhatikanlah kalimat (1a) berikut ini.

(1a) Bungalow dan hotel juga dapat kita jumpai.

            Predikat kalimat yang menuntut kehadiran Objek adalah Predikat yang diisi oleh kata kerja transitif. Kata kerja transitif itu memiliki enam kemungkinan bentuk, yaitu meN-, meN-kan, meN-i, memper-, memper-kan, dan memper-i. Letak objek kalimat selalu tepat di belakang Predikat. Namun demikian, kadang-kadang terdapat pula Objek yang terletak tidak langsung di belakang Predikat apabila Objek kalimat itu berupa frasa yang panjang. Contohnya kaca mata hitam yang sudah dua puluh tahun dipakainya dalam kalimat di bawah ini.

(2) Ia membersihkan dengan kain putih kaca mata hitam yang sudah dua puluh tahun dipakainya.

            Secara kategorial, Objek selalu diisi oleh nomina atau kata benda. Oleh karena itu, objek kalimat yang diisi oleh kategori lain adalah salah. Untuk itu dapat diperhatikan kalimat (3) di bawah ini.

(3) Bertani di tempat berlereng tanpa disertai dengan usaha  pengawetan tanah dapat menyebabkan menurunkan kesuburan tanah yang ada di hutan.

            Kalimat (3) di atas dapat diperbaiki dengan menominakan Objeknya. Kalimat (3) dapat diperbaiki menjadi:

(3a) Bertani di tempat berlereng tanpa disertai dengan usaha  pengawetan tanah dapat menurunkan kesuburan tanah yang ada di hutan.

(3b) Bertani di tempat berlereng tanpa disertai dengan usaha  pengawetan tanah dapat menyebabkan turunnya kesuburan tanah yang ada di hutan.

(3c) Bertani di tempat berlereng tanpa disertai dengan usaha  pengawetan tanah dapat menyebabkan kesuburan tanah yang ada di hutan turun.

            Kesalahan yang lebih umum ditemui adalah kesalahan yang berupa Objek berkata depan atau objek yang diisi oleh frasa depan. Misalnya.

(4) Banyak anggota masyarakat belum menyadari akan pentingnya kesehatan lingkungan.

(5) Keajaiban mengitari ke angkasa dan ke seluruh penjuru dunia.

(6) Vegetasi yang mempunyai perakaran yang besar dan dalam mempengaruhi terhadap tingkat kelongsoran tanah.

(7) Tesis ini akan menitikberatkan pada penelitian dimensi sintaktik awalan meN-.

            Kalimat-kalimat di atas memiliki Objek berupa frasa depan, yaitu frase yang didahului oleh kata depan. Objek yang diisi oleh frasa depan itu harus dihindari sebab menurut kaidah kalimat bahasa Indonesia yang umum Objek kalimat tidak boleh frasa depan. Oleh karena itu, keempat kalimat di atas perlu diperbaiki dengan menghilangkan kata depannya.

(4a) Banyak anggota masyarakat belum menyadari pentingnya kesehatan lingkungan.

(5a) Keajaiban mengitari angkasa dan seluruh penjuru dunia.

(6a) Vegetasi yang mempunyai perakaran yang besar dan dalam mempengaruhi tingkat kelongsoran tanah.

(7a) Tesis ini menitikberatkan penelitian dimensi sintaktik awalan meN-.

            Kesalahan seperti yang dikemukakan di atas disebabkan oleh perancuan pemakaian kata kerja yang memang berkata depan dengan kata kerja transitif yang tidak berkata depan. Memang, terdapat kata kerja berkata depan yang hampir sama artinya dengan kata kerja transitif. Contohnya adalah berbicara tentang sama maknanya dengan membicarakan, suka akan sama maknanya dengan menyukai, tahu akan/tentang sama maknanya dengan mengetahui. Akan tetapi, jika bentuk transitif yang digunakan, maka kata depannya harus dihilangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar