Sabtu, 28 Januari 2012

Cerpen Cinta Kedua untuk Awan


Dimuat di majalah Kawanku edisi 86 tanggal 17 November 2010

Cinta Kedua untuk Awan

“Hai, Gina!”
“Hai, Awan!”
Sapaan manis menggetarkan jiwa. Begitulah aku menyebut sapaan ini. Bagaimana tidak? Setiap cowok ini menyapaku, hatiku langsung melayang entah kemana. Rasanya aku bisa dituduh sakit jiwa jika setiap detik dihadapkan pada sapaan sederhana ini. Padahal statusku sekarang bisa dibilang tidak single lagi. Bahkan satu sekolah termasuk si cowok manis dengan sapaan super manisnya itu mengenal baik pacarku yang kebetulan menjabat sebagai ketua OSIS sekolah. Tapi memangnya salah jika kita merasakan cinta kedua? Aku kan tidak selingkuh secara langsung. Hanya selingkuh hati! Jadi tidak masalah. Tidak akan merugikan siapa-siapa. Terutama pacarku, Nakula Dewanto.
Sampai berapa lama pun aku menyukai cowok itu, Nakula tidak akan pernah tau. Ya, kecuali aku mengatakan secara langsung padanya. Namun, rasanya mustahil. Alasan yang pertama, karena aku tidak ingin menyakiti Nakula. Kedua, karena aku egois. Ketiga, karena aku tidak ingin kehilangan Nakula. Keempat, karena aku tidak ingin menyakiti hatiku sendiri pastinya. Dan alasan terakhir mengapa aku tidak pernah mengatakan secara langsung pada Nakula karena hal ini akan merugikanku secara moril. Lagipula tidak ada gunanya juga aku jujur. Toh, cinta kedua ini juga tidak mungkin terbalas. Jadi, akan lebih bijaksana kalau aku hanya menyimpan rasa ini untuk diriku sendiri. Rasa cinta yang kusematkan pada seorang cowok berhati dingin bernama Awan. Hikmawan Fahrezi.

“gw ditolak sama Awan.”
Pernyataan itu lantas langsung membuatku kaget. Pasalnya gadis yang duduk di depanku ini bukanlah gadis sembarangan. Dia cantik dan cerdas. Dan yang paling penting dari semua kelebihan yang dipunyanya adalah statusnya yang seorang model. Sosok gadis yang paling tidak mungkin ditolak oleh cowok-cowok zaman sekarang. Tapi kenyataannya? Awan menolak gadis ini. Gadis yang secara kualitas dapat dinilai dengan angka A. Dasar makhluk yang aneh! Begitulah para cowok menilai sikap Awan yang dingin pada setiap makhluk Tuhan bergender wanita. Dilihat dari segi apapun, memang Awan adalah cowok yang aneh. Dari kesempurnaan yang dimiliki oleh Awan, cowok itu sepatutnya dapat dengan mudah memilih gadis yang disukainya. Tapi cerita yang terpapar justru sangat jauh berbeda. Bukannya memilih gadis yang disukainya, cowok itu justru sibuk memangkas harapan setiap gadis yang memendam rasa padanya. Sebenarnya kenapa sih, cowok ini?

“nih, buat kamu!”
Petir rasanya menyambar kepalaku saat aku memandangi cowok yang sedang berdiri di depan pintu rumahku sekarang. Bagaimana tidak? Cowok itu berdiri dengan pakaian super rapi, senyum termanis, plus satu tangkai bunga mawar putih di depanku. Jika menyangka ini adalah Nakula, maka jawabannya adalah salah besar. Karena cowok itu bukan pacarku, tapi dia……….. Awan! Ya ampun, mimpi apa aku semalam?
“hei, kok bengong?”
“aku bingung! Bunga ini buat apa? Aku kan, nggak ulang tahun!”
“udah, terima aja! Anggep ini sebagai hadiah.”
“hadiah?” tanyaku makin bingung.
“udah ah, kamu banyak nanya nih! Sekarang aku haus dan capek banget, sebagai tuan rumah yang baik kamu nggak nyuruh aku masuk dan duduk?” tanyanya padaku. Aku hanya mengangguk sembari mempersilahkan sang tamu tak diundang itu untuk masuk dan duduk di ruang tamu rumahku. Setelah ia duduk, aku langsung masuk ke dalam rumah membuatkannya minum sambil menebak-nebak apa yang telah terjadi pada Awan sehingga cowok anti cewek itu datang ke rumahku dengan membawa setangkai mawar putih. Memangnya cowok itu pikun apa kalau aku ini sudah punya Nakula?

“aku suka kamu!”
Pernyataan sederhana itu terus saja menghantui pola pikirku selama tiga jam ke belakang. Pernyataan konyol yang dengan mudah keluar dari mulut seorang cowok anti cewek kepadaku yang notabene sudah punya pacar. Dasar orang aneh! Meskipun aku menyukainya dan aku sudah memberikan cinta keduaku padanya, tapi tak seharusnya cowok itu datang dan menyatakan cinta seenaknya. Sekarang apa yang harus aku lakukan? Tidak mungkin kan, aku menjawab iya? Kalau aku menjawab iya…….. berarti  secara logika aku telah berselingkuh? Ya ampun! Tidak boleh. Tapi………… mengapa rasanya hati ini sangat begitu berat untuk mengatakan tidak? Aku rasa………. ada yang salah dengan hatiku saat ini.

“woo woo jangan, jangan kau menolak cintaku. Jangan, jangan kau ragukan hatiku. Ku kan selalu setia menunggu untuk jadi pacarmu......... woo woo jangan, jangan kau tak terima cintaku. Jangan, jangan kau hiraukan pacarmu, putuskanlah saja pacarmu lalu bilang I LOVE YOU padaku……..”
Hah??? Cowok bernama Awan itu benar-benar stress. Rasanya aku mau pingsan mendengar Awan menyanyikan lagu itu tanpa enggan di atas panggung. Padahal ia melihat ada ribuan mata memandangnya di acara Pensi itu. Dan aku rasa Awan sadar dan melihat bahwa Nakula saat ini sedang berdiri tepat di sampingku. Lalu mengapa ia berani menyanyikan lagu itu tanpa rasa canggung sedikit pun? Mengapa ia dengan berani menatapku, padahal ia tahu ada Nakula yang memperhatikan kondisi ini? Aku rasa Awan memang benar-benar hilang akal sekarang.
“kayaknya Awan lagi jatuh cinta ya?” tanya Nakula tiba-tiba. Hanya ada nada datar dalam pertanyaan itu, tapi rasanya seperti menghujam jantungku saja saat mendengarnya secara tiba-tiba seperti ini.
“mungkin.” jawabku ringan sembari pergi meninggalkan Nakula yang terlihat bingung. Aku memang sedang menghindari pertanyaan-pertanyaan mengenai Awan yang sesungguhnya membuat kepalaku berputar tiga kali lebih cepat dari biasanya. Sekarang rasanya aku benar-benar pusing!

Awan duduk di sampingku. Tak ada suara diantara kami. Yang ada disini hanya keheningan dan wajah was-was Awan. Sedangkan aku hanya dapat diam dan menunduk seakan lantai rumahku yang dingin terasa begitu menarik. Ditemani terangnya bulan, aku berusaha untuk menjawab pertanyaan konyol Awan dengan tegas. Namun, semakin pikiranku ingin tegas hatiku rasanya semakin lemah dan tak mampu untuk mengucapkan jawaban yang benar. Disini aku seperti disudutkan oleh kedua argumen dari dua organ berbeda yang terdapat di dalam tubuhku.
“boleh aku minta waktu lagi?” tanyaku pada akhirnya.
Meskipun tidak menjawab, namun kerutan di wajah Awan sudah membuktikan bahwa ia kurang setuju dengan perpanjangan waktu yang aku ajukan. Aku mengerti mengapa ia begini. Tapi seharusnya ia juga mengerti bahwa disini ada satu lagi hati yang menjadi pemain utama di dalamnya. Hati Nakula. Ya, rasanya sangat berat menghempas cinta pertama untuk cinta kedua. Rasanya sangat sungkan menghilangkan hati Nakula demi untuk menempatkan hati baru milik Awan. Rasanya……… sangat sulit.
“aku akan kasih kamu waktu seminggu. Setelah itu kamu harus jawab pertanyaan dari aku. Please, jangan buat aku nunggu terlalu lama. Setahun rasanya sudah cukup untuk menanti jawaban dari perasaan aku ke kamu, Gin.”

Waktu rasanya berjalan sangat cepat. Tiga hari rasanya terbuang percuma untukku. Tidak ada jawaban apapun dari hati atau pikiranku. Mereka masih saja tetap pada pendirian masing-masing. Situasi ini rasanya semakin sulit dengan kerja tubuhku yang mulai menurun. Ya, aku mulai terserang flu. Kepala rasanya berat. Tak ada udara segar rasanya yang aku hirup. Setiap detik dalam mataku hanya ada dua pilihan antara cinta pertama untuk Nakula atau cinta kedua untuk Awan. Dan dua pilihan itu terus berputar. Berputar mengelilingi otak kecilku yang kehabisan ruang untuk tempat berliburnya yang terasa sangat jauh.
“Gin?” panggil Nakula tiba-tiba. Ya, ampun bodohnya aku! selama beberapa detik aku duduk di samping Nakula, aku hanya sibuk dengan pilihan bodoh antara cinta pertama atau cinta kedua. Sebenarnya apa yang sedang aku lakukan? Mengapa jawaban seperti ini saja rasanya sangat sulit?
“kenapa Nakula?”
“kayaknya kamu kurang sehat. Lebih baik kamu izin pulang, terus istirahat di rumah!”
“aku nggak apa-apa.”
“Gin, nggak ada yang harus kamu pilih. Jadi, kamu nggak usah repot-repot untuk memilih. Aku akan membuat kamu sadar kembali bahwa cuma aku yang pantas berdiri di samping kamu.” ucap Nakula santai, namun makna yang diciptakan rasanya sangat begitu dalam. Aku saja hanya dapat duduk diam. Terhenyak. Dan kemudian aku baru sadar bahwa Nakula tau aku menyimpan cinta kedua untuk Awan.

“cokelat dari siapa nih, de?”
“dari kak Awan.”
Lagi-lagi Awan. Selalu saja dia berhasil membuatku terperangkap dalam rasa kebingungan yang sangat menyebalkan ini. Selalu saja dia berhasil membuatku jatuh ke dalam lubang manis bernama cinta kedua. Dan selalu saja begini. Rasanya aku tak pernah mengenal Awan sebelumnya. Awan yang dingin. Awan yang antipati pada cewek. Dan awan yang aneh, sekarang sudah menghilang. Awan yang sekarang, sedikit lebih hangat. Sikapnya juga mulai ramah pada setiap cewek terlebih lagi diriku. Dan Awan yang sekarang, lebih aneh. Tak ada lagi jejak rekam yang tersisa dari Awan yang lalu. Yang ada hari ini hanya Awan yang baru.
Yang diam-diam mengagummiku dari balik statusku yang sudah punya pacar. Yang dengan manis memberiku setangkai mawar putih di waktu-waktu yang tak terduga. Yang dengan hangat memberikan hadiah-hadiah manis tak terlupakan. Dan yang dengan konyol menciptakan suasana-suasana jenaka penuh keceriaan sehingga mampu membuatku merasa bahagia. Kuakui aku memang telah memberikan cinta keduaku pada cowok itu.

Hari ini tepat seminggu. Dan sesuai janji, aku akan menjawab pertanyaan Awan. Meski merasa berat, tapi aku yakin ini jawaban yang paling pas untuk para pemain utama dalam cinta segitiga ini. Mudah-mudahan jawaban yang akan terlontar akan membuat siapapun yang merasa kecewa mengerti bahwa disini ada sebuah pilihan. Dan pilihan yang terbaiklah yang akan menang. Dan aku sudah berusaha sekuat mungkin untuk menciptakan pilihan terbaik ini. Pilihan yang akan membuat salah satu bahagia dan yang lainnya kecewa. Pilihan yang mengakhiri perdebatan konyol antara cinta pertama dan cinta kedua.
Beruntung hari ini bukan aku saja yang siap. Awan pun sudah siap. Dengan sikap tenang, cowok itu duduk di sampingku. Persis seperti seminggu lalu aku meminta perpanjangan waktu darinya. Bedanya sekarang aku lebih siap. Aku siap untuk memilih. Aku siap untuk menjawab segala pertanyaan yang ditanyakan Awan sebelumnya padaku. Meski gila, tapi aku senang mengetahui perasaan Awan yang sebenarnya. Senang sekali….. karena aku memang sudah cukup lama memendam cinta tersembunyi untuk cowok itu. Cinta tersembunyi yang kusebut dengan cinta kedua. Cinta kedua untuk Awan.
“jadi apa jawaban kamu, Gin?”
Pertanyaan sederhana itu terasa menghantamku dari kesunyian yang sengaja kubuat sendiri di lorong sempit pembuluh darahku. Aku ingin sekali mengulur waktu. Tapi sudah terlalu lama mengulur-ulur waktu. Hatiku dan hati mereka bukan layangan yang ditarik ulur seperti mainan. Dengan sedikit takut, aku memandangi wajah cinta keduaku. Dia nampak tegang. Di raut wajah yang manis itu, terdapat gurat ketakutan yang tak dapat ditutupi. Sekarang mungkin akhirnya. Akhir dari penantian panjang cinta keduaku.
“Awan aku juga suka sama kamu. Buat aku kamu adalah cinta kedua.” Jawabku masih dengan senyum mengembang. Dan sepertinya jawaban ini juga berhasil membuat dua simpul senyum di wajah tegang Awan. Sekarang ia agak berseri. Seperti tak percaya akan jawaban yang kulontarkan barusan.
“serius?”
“iya, aku serius. Tapi jawaban aku tadi belum selesai.”
“terus?”
“aku memang suka sama kamu, tapi dengan sangat menyesal aku nggak bisa jadi pacar kamu. Cinta kedua untuk awan sudah berakhir. Aku sudah mengembalikan semua pada kamu. Maaf, ruang dihatiku ternyata hanya cukup untuk satu cinta. Dan cinta itu adalah cinta pertama bukan cinta kedua untukmu, Awan!” seruku pada Awan. Awan hanya diam. Ia tak dapat berbicara apa-apa. Senyumnya hilang. Dan sekarang ia harus puas pulang dengan cinta kedua yang baru saja kupinjam darinya. Awan, terima kasih ya, untuk cinta keduanya!!!

1 komentar:

  1. http://taipanqqgood.blogspot.co.id/2018/04/5-alasan-cinta-cenderung-hilang-setelah.html

    Taipanbiru
    QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS |
    -KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
    Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID terbaik nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    1 user ID sudah bisa bermain 8 Permainan.
    BandarQ
    AduQ
    Capsasusun
    Domino99
    Poker
    BandarPoker
    Sakong
    Bandar66

    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • WA: +62 813 8217 0873
    • BB : D60E4A61

    Daftar taipanqq

    Taipanqq

    taipanqq.com

    Agen BandarQ

    Kartu Online

    Taipan1945

    Judi Online

    AgenSakong

    BalasHapus